Kenapa Umat Muslim Mengikuti Kalender Hijriyah, Bukan Kalender Masehi? Inilah Jawabannya
Pertanyaan:
Mengapa umat Islam mengikuti kalender hijriyah (berdasarkan peredaran bulan), bukan kalender masehi (berdasarkan peredaran matahari)?
Jawaban:
Kalender Hijriyah atau Kalender Islam adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam dalam menentukan tanggal / bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya dalam Islam. Kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini merupakan tahun dimana terjadinya peristiwa hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dari Mekkah ke Madinah, yaitu pada tahun 622 Masehi. Di berbagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, Kalender Hijriyah menjadi acuan sistem penanggalan sehari-hari. Kalender Hijriyah dihitung berdasarkan peredaran bulan. Hal ini berbeda dengan kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran Matahari.
Perbedaan lainnya antara kedua kalender ini adalah perhitungan dalam permulaan sebuah hari. Dalam Kalender Masehi, sebuah tanggal dan hari dimulai pada pukul 00.00 dini hari waktu setempat. Sedangkan dalam sistem Kalender Hijriah, sebuah hari dan tanggal dimulai ketika matahari mulai terbenam (pada waktu Maghrib) di tempat tersebut.
Selain itu, dalam kalender masehi, musim-musim yang ada selalu jatuh dalam bulan yang sama setiap tahunnya. Misalnya, musim panas di India selalu jatuh pada bulan Maret, April, dan Mei. Sementara itu musim hujan selalu jatuh pada bulan Juli, Agustus, dan September di India Barat. Sedangkan musim dingin selalu terjadi pada bulan November, Desember, dan Januari.
Sedangkan dalam kalender hijriyah, setiap bulan memiliki musim yang berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya, kalender hijriyah lebih pendek kira-kira 11 hari dibandingkan kalender masehi. Dengan demikian, setiap tahunnya, bulan dalam kalender hijriyah lebih cepat 11 hari dibandingkan dengan kalender masehi. Dengan demikian, dalam rentang waktu sekitar 33 tahun hijriyah, umat manusia akan mengalami semua musim untuk satu bulan tertentu dalam kalender hijriyah. Hal ini sangat penting karena kegiatan tahunan dari umat Islam didasarkan pada kalender hijriyah. Bulan-bulan tertentu seperti bulan Ramadhan dan bulan haji sangat penting bagi umat Islam. Selama Ramadhan, seorang Muslim harus berpuasa menahan lapar dan dahaga mulai dari matahari terbit sampai terbenam. Jika bulan Islam berdasarkan kalender masehi di mana musim-musim yang ada jatuh pada bulan yang tetap, maka orang-orang yang tinggal di belahan dunia lainnya akan terus berpuasa Ramadhan di musim panas, sementara Muslim yang berada di belahan bumi lainnya akan terus berpuasa di musim dingin. Sebagian Muslim harus berpuasa untuk jangka waktu yang lebih lama di negeri yang memiliki hari-hari yang panjang, sementara Muslim lainnya berpuasa selama periode waktu yang lebih pendek di negeri yang memiliki hari-hari yang pendek. Jika musimnya tidak berubah, maka umat Islam yang tinggal di beberapa negara kemungkinan akan merasa bahwa mereka merasa dirugikan di sepanjang hidup mereka.
Dengan mengikuti kalender hijriyah, setiap Muslim di seluruh dunia menjadi merasakan puasa di berbagai musim dengan jangka waktu yang berbeda-beda, dalam rentang waktu sekitar 33 tahun masa hidupnya.
Referensi: irf.net + lampuislam.org