Dariku yang Semakin Memantapkan Hati Untukmu
Masih ingatkah awal perjumpaan kita kala itu? Perjumpaan sederhana
yang tak terduga-duga dan berujung rasa. Sejak mengenalmu, ada yang
berbeda kala itu. Tak seperti biasanya, rasa benci dan trauma dengan
sosoknya menjadi perlahan sirna. Benci itu memudar, begitupun dengan
trauma. Oh, rupanya aku salah, tak semua dari mereka sama. Kurasa saat
itu hidupku tak lagi abu, nampak sedikit berwarna, merah, kuning, hijau
dan mungkin biru. Ah, entahlah! mungkin ini hanya sebuah perasaaan saja.
Semakin
detik, pikiran ini terus melayang di mana semua ini bermula. Awalnya
memang nampak datar-datar saja, berjalan sebagai mana mestinya. Sungguh
tak pernah aku kira sebelumnya, perasaan ini semakin dalam
adanya. Perhatianmu mampu meluluhkanku, senyumanmu mampu
menjatuhkanku dan kebaikan akhlakmu mampu menghipnotisku.
Aku
makin tak mengerti mengapa sosoknya yang selalu menghinggapi
hari-hariku? Oh Tuhan, makin tak wajar saja tingkahku
ini. Tuhan, maafkan jika rasaku ini salah. Telah aku coba untuk
menghentikan rasa ini agar aku tidak terlalu jauh pergi ke dalam
hatinya. Tuhan, jika memang aku jatuh cinta, jatuhkan
sedalam-dalamnya cintaku pada insan yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar cintaku pada-Mu tak sedikit pun berkurang.
Di dalam
keheningan aku merenung, di dalam ketenangan aku selalu berdoa. Saat
siang cukup melelahkan, saat terik sudah menyakitkan, aku ingin malam
tetap di sisiku dan enggan lekas berlalu. Malam tak begitu berbeda dalam
tenggat. Selalu diawali dengan shalat dan diakhiri pula dengan shalat.
"Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta (lebih baik pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku. Kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta (lebih buruk pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya."
Aku tak pernah
takut untuk menentukan sesuatu hal. Optimis memang kuncinya. Niat yang
baik dan berusaha seoptimal mungkin, InsyaAllah jalannya pun akan
baik. Percayalah, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Urungkan niat
baikmu, berusahalah semampumu, dan berdoalah. Lantas Tuhan akan
memudahkan jalannya.
Untukmu yang saat ini jauh di pelupuk mata
dan mungkin saat ini sedang berjuang untuk segera menghalalkanku. Sekali
lagi kukatakan, telah aku mantapkan hatiku untukmu. Sekarang, tolong
jangan tanyakan lagi alasanku memantapkan hati ini. Karena aku tak punya
alasan untuk itu. Ya, Aku mungkin memang bukanlah wanita yang tangguh.
Aku hanyalah wanita yang jika kelak menjadi istri, tugasku adalah
melahirkan mujahid-mujahid yang siap meraih syahid.
Dariku yang semakin memantapkan hati untukmu