Alasan Rasul Melarang Putrinya Dipoligami
Rasulullah SAW pernah meminta kepada menantunya Ali bin Abi Thalib RA untuk tidak mempoligami putri kesayangannya, Fatimah RA.
Diriwayatkan, dahulu Rasulullah SAW pernah meminta kepada menantunya Ali bin Abi Thalib RA untuk tidak mempoligami putri kesayangannya, Fatimah RA.
Namun permintaan Rasul itu sama sekali tidak bertujuan melanggar ayat tentang poligami.
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. An-Nisa’: 3)
Permintaan Rasul ini bersifat sangat manusiawi. Ketika Ali RA menikahi Fatimah RA, hubungan Rasul dengan Ali sangat dekat dan mesra. Bagi Ali, mertuanya itu bagaikan ayahnya sendiri, teman sekaligus tempat curhat yang paling nyaman.
Rasul juga demikian, baginya Ali lebih dari sekadar menantu, melainkan juga teman akrab, sahabat, tempat curhat layaknya anak kandung sendiri.
Jadi, wajar dan manusiawi saat Rasulullah SAW menginginkan agar Ali bin Abi Thalib tak menikahi muslimah lain selain putrinya, paling tidak selama Rasul masih bernapas.
Permintaan tersebut bersifat sangat khusus, hanya di antara mereka saja. Hal ini tentu saja tak bisa dijadikan dasar hukum atau pedoman untuk menyatakan seolah poligami 'diharamkan' dalam Islam.
Ulama ternama As-Sayyid bin Abdul Aziz As Sadani pernah mengatakan, sesungguhnya hukum larangan poligami ini khusus untuk putri Rasulullah SAW.
Saat itu Rasul melarang Ali menikahi Juwairiyah putri Abu Jahal pasca beristrikan Fatimah karena tak ingin putrinya berkumpul dengan putri musuh Allah.
Seperti sabda Rasulullah berikut, "Sungguh aku tidaklah mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram. Akan tetapi, demi Allah, tidak akan putri Rasulullah berkumpul dengan putri musuh Allah SWT dalam suatu tempat selama-lamanya". [Dream]